Kisahku menjadi Guru
Oleh: Cici Juriah
Aku, seorang ibu dengan dua anak. Episode kenangan saat anak pertamaku masih kecil, tiba-tiba terlintas dan membayangi ingatanku. Seolah-olah menarik dan mengajakku masuk dalam jejak kenangan yang memanggil dengan lembutnya.
Aku, seorang ibu yang berkutat dengan kesibukan pagi, memasak, berberes-beres rumah dan tentu menyiapkan keperluan suami dan putri kecilku yang cantik.
"Kuk kuruyuk."
Bunyi ayam jantan berkokok membangunkan tidur panjangku. Setengah terpejam, aku rentangkan tanganku kemudian bergegas membangunkan suami dan putri kecilku bergegas mengambil air wudu, Dingin terasa, tapi menyegarkan hingga menghilangkan rasa kantuk yang masih bergelayut manja di pelupuk mata. Sayup-sayup terdengar azan Subuh berkumandang merdu, kami bergegas bersiap menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim.
Matahari pagi mulai menampakkan sinarnya disambut bunyi burung berkicau, menambah semangat untuk melakukan aktivitas hari ini.
"Ya, tugas rutinku adalah mengantar putri kecilku ke sekolah."
Alma nama anakku, Dia baru memasuki usia Taman Kanak Kanak. Cantik sekali saat aku pakaikan ia seragam berwarna biru muda dengan rok biru tua lengkap memakai topi dan sepatu hitamnya.
"Ayo Mah kita berangkat,nanti kita terlambat, katamya sambil menarik tanganku agar segera berangkat.
Sesampainya di sekolah, suasana sudah ramai, Banyak anak anak, dan orang tua yang mengantar anak anak mereka. Namun selalu saja ada pemandangan yang sangat aku suka,.
Ya..., saat melihat aktivitas para pendidik mulai dari menyambut anak anak di depan gerbang sekolah, memberi salam, bahkan ada yang langsung mengantarkan anak anak didiknya persis di depan kelas.
Tanpa sadar aku berucap dalam hati,
"Mau deh aku merasakan seperti itu".
Alhamdulillah, akhirnya keinginanku itu terwujud. Pagi itu aku dipanggil oleh Ibu Kepala Sekolah
"Assalamu 'alaikum bu"
"Wa 'alaikumussalam Bu Alma," begitu sapaan bu Kepala Sekolah padaku. Bu Atik Kepala Sekolah mempersilakanku duduk di ruang kerjanya.
"Terima kasih" jawabku dan duduk persis di depan meja bu Atik.
Setengah terheran, aku bertanya, "Gerangan apa ibu tiba-tiba memanggil saya ? Apakah ada hal penting bu?" rasa penasaran hinggap di benakku.
Bu Atik tersenyum seraya berkata,
"Begini bu Alma, di sekolah ini rencana ada seorang guru akan mengundurkan diri karena ia sudah menemukan tempat kerja yang baru. Karenanya, kami kekurangan tenaga pengajar, dan kami berharap bu Alma bersedia menggantikannya sebagai tenaga pendidik di sekolah ini"
Aku terperangah dengan kabar yang tak pernah kuduga, meskipun itu adalah sebagian impianku selama ini. Namun bersamaan itu juga, keraguanku timbul. Apakah aku bisa mengemban amanah itu?
"Lho mengapa saya yang ditawarkan sebagai tenaga pendidik di sini, bu Atik?, saya kan bukan lulusan pendidikan guru?"
"Bu Alma, saya perhatikan sangat peduli membantu para pendidik di sini. Penuh kasih sayang kepada murid-murid di sekolah ini. Sungguh bu Alma memiliki bakat alami seorang guru, Itulah alasan kami memilih bu Alma menjadi guru di sini. Silakan bu Alma besok membawa surat lamaran lengkap ya .... Nanti saya antarkan ke Yayasan," jelas Bu Atik panjang lebar.
Tak tahu apa yang mesti aku ucapkan saat itu kecuali menyebut,
"MasyaaAllah Ibu, senang sekali saya mendapatkan tawaran ini. Baiklah bu, besok saya buat surat lamarannya" Sembari pamit, kutinggalkan ruang Kepala Sekolah dengan rasa bahagia.
Keesokan harinya, kubawa surat lamaran dan langsung kuserahkan ke bu Atik. Dan aku pun diterima sebagai guru di Taman Kanak Kanak itu. Dalam hatiku, aku berjanji akan bekerja dan mendidik murid-muridku dengan sungguh-sungguh, agar kelak menjadi anak yang bertakwa, cerdas dan berguna bagi keluarga dan bangsa.
Inilah sepenggal kisahku saat pertama menjadi guru di Taman Kanak-Kanak. Sungguh tak terasa, sebelas tahun kejadian itu telah berlalu.
***
Biodata
Cici Juriah berasal dari kota Intan Martapura Kalimantan Selatan, lahir pada tanggal 20 Desember 1984. Tertarik dengan dunia menulis karena suka sekali membaca cerita dan berkeinginan suatu saat bisa menjadi seorang penulis dan pendongeng yang di sayangi, serta disukai masyarakat di penjuru dunia.
#Buku Antologi Jejak Kenangan (Haura Publishing; November 2021)
Posting Komentar
Posting Komentar